Symphony Hidupku part 3

Jumat, 25 Juli 2014

* Berani Beda *


Kini aku duduk dibangku SMP. Sekarang aku sudah remaja, sudah tidak anak kecil lagi. Dibangku SMP ini aku mengikuti ekstra Paduan Suara. Paduan suara menurutku adalah pengembangan bakatku. Didalam paduan suara ini aku dibimbing oleh Pak Pandu. Guruku sangatlah baik,ramah,dan tegas. Pak Pandu juga guru seni budaya aku disekolah. Saat itu ada lomba menyanyi tingkat kabupaten kudus. Lomba tersebut diselengarakan di SMP favorit di kota Kudus. Saat itu Guruku memilih aku untuk mengikuti lomba tersebut. Menurutku ini adalah pengalaman yang ke 3 kalinya aku mengikuti lomba, dan untuk ke 2 kalinya aku lomba ditingkat kabupaten. Kebetulan saat lomba akan dimulai aku sakit. Tenggorokanku rasanya sakit sekali, tapi aku berusaha untuk tetap latihan. Kalau aku sakit itu rasanya lemes banget bahkan sampai gak semangat. Sedih rasanya saat itu. Aku menyanyikan lagu " Symphony Raya Indonesia " senang rasanya, lirik lagu itu menandakan rasa cinta kepada tanah air

Symphony Hidupku Part 2

Kamis, 24 Juli 2014

* 1 Harapan, 19 Juara *

Kini aku beranjak kekelas 5 SD. Aku sudah pindah sekolah sekarang, karena mengikuti ayahku bekerja. Aku mempunyai semangat dan motivasi untuk tetap melanjutkan bakatku yang dulu mungkin belum tersalurkan, karena aku yang sangat pemalu saat itu. Guruku masuk kekelasku
"Selamat pagi anak-anak"
"Selamat pagi bu" Ucap serempak anak-anak yang sangat semangat pagi ini.
"Ibu ada pengumuman untuk kalian, siapa disini yang bisa menyanyi, tolong daftar sama bu Nita, karena ada lomba menyanyi tahun ini, maximal 5 orang akan bu Nita audisi disekolah".
Aku berfikir ini adalah kesempatanku lagi, yang dahulu aku sangat memalukan. Aku tidak kecewa dengan hasilku dulu, itu aku jadikan sebagai pengalaman, pengalaman yang tragis menurutku. Akhirnya aku bertemu dengan bu Nita, dengan percaya dirinya aku mendaftrakan diriku sendiri. Sekarang aku berbeda bahkan sangat berbeda. Dulu saat aku kelas 1 SD aku tidak pernah merasa percaya diri, entah karena faktor usia atau memang dulu aku pemalu, entahlah. Dengan penuh rasa semangat aku menulis namaku di formulir pendaftaran itu, yang aku fikirkan bukan lolos atau tidaknya dari audisi itu, yang aku fikirkan bagaimana aku bisa dan semangat lagi dalam menyanyi. Bu nita dan pak jackson yang membimbing aku dalam menyanyi saat itu.

***

Keesokan harinya. Audisi dimulai, aku sangat amat senang, disinilah bakatku aku tampilkan. dengan rasa percaya dirinya aku menyanyi dihadapan bu Nita, tak ada sedikitpun rasa gugup dibenakku. Hingga akhirnya aku lolos dari audisi disekolah itu. Senang hatiku, mungkin ini saatnya aku tak mengecewakan guru dan orang tuaku lagi. Bu Nita memberikan aku lirik lagu, entah kenapa lirik lagu itu membuatku tertegun aku menyanyikan lagu "Hamba Menyanyi" setelah melihat liriknya, aku bertambah semangat lagi, lirik ini sama seperti curahan hatiku saat ini. Hari disaat lomba dimulai, aku melihat segerombolan siswa dan siswi. Aku tidak gugup dan takut, seperti dulu. Aku duduk dengan tenang sambil menunggu nomer urutku. Nomer urutku adalah 19, masih teringat sampai sekarang. Nomer urutku dipanggil. Rasanya bertemu juri lagi bukan seperti malaikat pencabut nyawa. Mereka terlihat seperti dosen ataupun guru. Semangatku semakin menjadi-jadi melihat piala yang berkilauan itu. Aku menyanyi dengan sesuai kemampuanku. Akhirnya pengumuman pemenang juara pun diumumkan. Disinilah aku merasa gerogi, bahkan keringat dingin pun bercucuran. Para juri mengumumkan siapa yang menjadi juara 1,2,dan 3. Tak kusangka aku adalah 3 besar sekecematan Jati kabupaten Kudus. aku mendapat juara 3. Aku pun mengucapkan "Alhamdulilah". Senang rasanya melihat orang tuaku dan guruku tersenyum melihatku. Hingga kepala sekolah di SDku menciumku. Sungguh pengalaman yang tak terduga olehku. Bu nita mengucapkan selamat padaku
" Selamat ya surya, usaha kamu tidak sia-sia. Ibu bangga dengan kamu"
" Terimakasih bu, Terimakasih banyak telah membimbingku"
" Sama-sama Surya. Tetap semangat raih prestasi".


***


Selang beberapa minggu kemudian, aku mengikuti lomba ditingkat kabupaten. Bayangkan tingkat kabupaten kudus. Sempat sedikit merasa tidak percaya diri, tapi aku hapuskan dalam benakku. Aku dibimbing oleh pak Ponco. Pak ponco orangnya sangatlah tegas. Jika aku salah sedikit pak Ponco langsung memperbaiki. lomba dimulai, aku bernomer urut 1. Hahh menghela nafas. Aku nomer 1, entah kenapa saat itu aku tidak suka dengan nomer urut ini. Saat itu aku maju semaksimal mungkin. Aku menunggu penggumuman hingga akhirnya aku mendapat harapan 2 tingkat kabupaten Kudus,Jawa Tengah.






Karya

Catur Surya Waskitowati

Symphony Hidupku Part 1

 **LUPA LIRIK**


Aku adalah gadis polos, namaku catur surya waskitowati, aku biasa dipanggil Yuya, entah kenapa semua orang saat itu memanggilku Yuya, tapi tak apa panggilan yang cukup unik untuk gadis polos sepertiku. umurku 6 tahun tepatnya kelas 1 SD. Aku adalah gadis yang sangat pemalu, bahkan aku selalu diam,cuek, bahkan jarang sekali bergaul dengan teman-teman. Aku sosok gadis yang tak banyak bicara namun selalu membuktikan. Aku tak tau, aku bermimpi apa tadi malam. Aku pergi kesekolah dengan niatku belajar, hanya belajar dan belajar. Tiba-tiba guruku memanggilku,.
" Yuya? " Panggil bu guru. Aku dengan cekatan berjalan menuju guruku. " Iya bu ". dengan rasa cemas dihatiku, aku bertanya-tanya, sepertinya dari wajah guruku, menyimpan sejuta tanya. " Duduk disini, ibu akan menjelaskan padamu". Hahh aku langsung sangat cemas dan penasaran, aku takut sekali jika nilaiku turun, atau aku pernah berbuat yang tidak baik disekolah, aku fikir aku tidak pernah bolos dengan surat ijin "A" yaitu Alasan.
" iya bu, ada apa?"
" besok kamu ikut lomba menyanyi ya yuya?, kamu mau kan?". Lega rasanya guruku memberikan pertanyaan yang positif mengikuti lomba menyanyi. Jujur saja aku sangat takut dengan yang namanya panggung, entah kenapa panggung itu membuat aku merasa merinding dan menakutkan saat itu.
" Gimana ya bu?, aku harus minta ijin mama dulu". dengan polosnya aku berbicara seperti itu, sambil menggengam kedua tanganku,dan kepalaku menunduk seperti orang yang sedang dihukum.
" yuya, ibu sudah meminta ijin mama kamu, dan mama kamu mengijinkan, selama kamu masih dalam pengawasan guru-guru". Wahh hatiku sangat kacau, mama sudah mengijinkanku, aku merasa senang campur gelisah, senangnya karena mama mengijinkan dan gelisah karena adanya panggung. seseorang yang sedang lomba menyanyi ataupun menyanyi pasti ada panggungnya.
" Baiklah ibu " . Sebal dihatiku ini menjadi-jadi andai menyanyi tidak ada panggung, aku tak mungkin seperti ini, aku sangat menyukai menyanyi, tapi jika tidak ada panggung saat itu.
" Ini lirik lagunya, tolong dihafalkan ya Yuya, kamu boleh pulang sekarang". setelah aku melihat lirik lagunya, wahh aku sudah minder duluan, susah sekali lirik lagunya adalah lagu opick "bersujud kepada Allah".
" Baik bu, terimakasih, Assalamualaikum"
" Waalaikumsalam "


***


Tiba dirumah, aku mengucapkan salam "Assalamualaikum ma". Dengan membawa kertas lirik lagu sepanjang jalan aku mencoba menghafal lirik lagu itu. " Waalaikumsalam. Wah sedang semangat menyanyi ya yuya?". mama dengan tersenyum padaku, hatiku merasa kesal karena mama setuju aja sama lomba menyanyi itu tanpa sepengetahuanku. " Ma, kok mama setuju sih sama lomba menyanyi itu? aku kan gak tau kalau ada lomba menyanyi?, mama juga tau kan aku itu gak suka sama yang namanya panggung?". Mama dengan tersenyum melihatku . " Yuya, mending kamu nyanyi dipanggung, mendapat apresiasi orang lain, dari pada kamu menyanyi dikamar mandi, suara kamu bagus Yuya mama tau kok" . Mama selalu memujiku, entah apa yang aku fikirkan kurasa suaraku tak sebagus penyanyi Adele atau taylor swift. " Suaraku itu biasa ma, biasa banget, aku pun malu kalau dipanggung" . " dicoba dulu sayang " ucap mama dengan mengelus kepalaku.


***

Aku menghafal lirik lagu itu. mungkin bagi orang yang sudah dewasa menghafalkan lirik lagu ini sangatlah mudah paling 10 menit hafal, aku membutuhkan waktu 10 jam. Sungguh lirik lagu ini begitu sulit kuhafal, bayangkan aku masih kelas 1 SD diberi lagu sesulit ini. hingga keesokan harinya aku berangkat kesekolah, dijam istirahat aku dipanggil guruku lagi . aku pun datang dengan cekatan " Iya ibu ". "kamu duet sama Caca ya?, soalnya ibu lihat disini syaratnya lebih dari satu, bisa duet dan vocal grup. Hahh aku sambil menghela nafas, akhirnya ada teman juga yang menemaniku dipanggung, dengan rasa sangat senang. " Iya ibu, saya tidak apa-apa kok". Kali ini aku pulang sore karena ada latihan menyanyi dengan Caca, karena besok sudah lomba. Padahal diriku belum hafal semua lirik lagunya. dengan dibimbing guruku aku dan Caca menyanyi. Aku berfikir ternyata suaraku tidak jelek-jelek sekali, sambil tersenyum dalam hati.


***


Keesokan harinya, aku kesekolah tidak menggunakan seragam melainkan menggunakan baju bebas. teman-teman melihatku aneh, ada salah satu temanku berkata padaku sebut saja Ria " Wahh... Yuya mau nyanyi nihh, pasti bagus. Semoga menang ya". Bagaimana bisa menang aku saja terkadang sering lupa lirik. " ya doakan saja ya Ria". Lomba dimulai, disinilah aku mulai nervous, melihat banyak segerombolan siswa-siswi SD yang mengikuti lomba ini. Caca merasakan hal yang sama sepertiku. Ini luar biasa, pengalamanku menyanyi didepan orang banyak dan juri. entah kenapa terfikir olehku juri seperti malaikat, malaikat pencabut nyawa, aku takut bila aku salah lirik aku dimarahi, dan ya begitulah fikiranku negatif thinking saat itu. Hingga tiba saatnya nomer urut aku dengan caca dipanggil, rasanya seperti antara hidup dan mati sepertinya aku terlalu lebay saat itu. dan yang kutakuti adalah lupa lirik. Aku dan caca lupa lirik. Wahh disorakin banyak orang bukan karena bagus tapi karena lupa lirik untung saja tidak melempar telur dan kertas. aku merasa lupa lirik karena aku melihat piala yang sangat besar, piala itu adalah piala yang pertama kali aku lihat dan ingin aku dapatkan. Sayangnya seribu kali sayang, aku lupa lirik dengan Caca. Bayangkan lagunya itu penuh makna dan susah. Saat lupa lirik itu aku dan Caca sangat malu, tapi juri berkomentar " Belajar lagi ya yuya dan caca, kalian masih kecil, masih banyak pengalaman yang bisa kalian dapatkan, suatu saat kalian bisa menjadi pemenang". Sempat down banget aku saat itu karena tak bisa membahagiakan mama, dan mengharumkan sekolah. tapi guruku memaklumi, sebab aku masih kelas 1 SD, ya mungkin belum terlalu ngerti. Dan dari situlah aku mulai tidak takut lagi dengan namanya panggung dan mulai mengasah bakatku menyanyi.




Bersambung....

Cerita selanjutnya di Part 2.
Stay Tune :)



Karya:
Catur Surya Waskitowati

Curhatan si bungsu

Nadia adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Nadia sekarang duduk dibangku SMA kelas 1. Kakaknya sudah menikah dan ada juga yang sudah kerja. Nadia bertanya kepada bundanya yang sedang memasak didapur untuk mempersiapkan sarapan pagi .

" Bun... Kakak kapan pulang?" Tanya Nadia 
" Kenapa Nadia kamu kangen kakak ya?" jawab Bunda
" Iya, Bunda. Aku kangen sama kak Risti, kak Nanda, dan kak Putra" dengan wajah yang sedih
" Kamu kan tau Nadia, Kakak lagi sibuk kerja, terus kak Risti kan juga udah punya keluarga sekarang" dengan mengelus Nadia
" Iya bunda, aku tau" dengan tersenyum.
                                                                                ***

Nadia sangat sedih, menurutnya liburan kali ini adalah liburan yang sangat menyedihkan sebab Nadia sangat merindukan ke 3 kakaknya yang tidak kunjung pulang. Hingga akhirnya Nadia bercerita kepada sahabatnya yang bernama Ria disekolah.
" Nadia, aku lihat kamu sedih kenapa?" dengan tersenyum memerhatikan Nadia yang sedang lesu 
" Iya, aku sedih " 
" Cerita ya Nad, sama aku" 
" Aku ngak tau kenapa. Aku ngerasa kehilangan banget"
" Kehilangan siapa,Nad?, kamu kayaknya juga ngak punya pacar?" dengan menebak-nebak
" Huss... bukan pacar aku juga gak punya pacar kok."
" terus siapa dong?"
" Kakakku "
" Kakak? memang kenapa sama kakakmu?, kamu berantem"
" Huss... tebakan kamu salah terus deh. Liburan besok kayaknya kakakku ngak pulang kerumah, mereka sibuk sendiri-sendiri"
" Iyalah, kan kakak kamu udah pada kerja kan Nad? wajar mereka sibuk. Wajar juga Nad kamu merasa kehilangan mereka. Aku aja yang anak tunggal ngak punya saudara aja ngerasa banget kesepian" dengan tersenyum kepada Nadia.
" Iyaa, tapi seenggaknya kumpul dong , kerumah juga"
" Aku yakin kok kakak kamu pasti pulang kerumah. Sesibuk apapun namanya kakak pasti ngak akan lupa sama adiknya. Ya kan? ya dong ya?" Dengan mencoba menghibur Nadia. 
" iya kok "
                                                                 ***

Bel Pulang sekolah berbunyi, Nadia pun pulang kerumah. dia melepaskan sepatunya. 
" Assalamualaikum Bunda?"
" Waalaikumsalam anakku, sholat dulu ya?. habis itu makan siang dan istirahat"
" Iya Bunda " 

Nadia sesudah Nadia makan siang, Nadia mencoba kekamar bundanya. saat itu Bunda sedang merapihkan kamar.
" Bundaaa?"
" Nadia, kamu ngak istirahat?"
" Ngak bunda. Bun.. aku mau curhat sama bunda ya?
" Iya sayang, curhat apa?"
" Bun... Aku merasa kehilangan kakak. Entah apa yang ada dipikiran Nad sekarang, cuma itu faktanya"
" Merasa kehilangan? kenapa sayang?" sambil mengelus rambut nadia yang panjang 
" Bunda, ya walaupun aku sudah SMA sekarang, tapi aku merindukan masa-masa dulu bunda. masa-masa aku sama kakak main layang-layang,monopoli, masak-masakan, aku merasa masa-masa itu ngak aku dapatin sekarang, dan ngak akan terulang lagi" sambil lesu 
" Nadia, Bunda tau kamu pasti sangat kehilangan kakak-kakak kamu begitu pula dengan bunda. Tapi itu sudah resiko Nad. Hidup itu tidak diam ditempat, pasti ada perkembangan. Kakak-kakakmu sudah kerja dan mapan bahkan sudah menikah. Mungkin mereka mengutamakan keluarga mereka dulu Nad."
" Iya bunda, besok kakak-kakak pada pulang kan Bunda? besok kan liburan?"
" Bunda tidak tau Nadia, mungkin mereka pulang. sudah ngak usah terlalu difikir kamu istirahat dulu ya?"
" Ya bun....."

                                                              ***

Keesokan harinya, pagi hari yang sangat cerah Nadia menunggu termenung dihalaman rumah berharap kakak-kakaknya pulang. Bunda pun menyusul Nadia kehalaman, dan mencoba menemani Nadia.
" Nadia?, kamu nunggu kakak ya?"
" Ya bunda, kok belum datang-datang ya?"
" Nanti juga datang kok, tunggu di dalam aja ya Nad?"
" Ngak  bun disini aja..."
" Ayo Nadia..."
" Iya bunda..."

                                                              ***

Nadia pun tertidur dikursi sofa. Tiba-tiba ada yang datang dan membawa roti tart.
" Nadiaaa?" Serempak kak risti, kak nanda, dan kak putra
" Kakak?" sambil memeluk ketiga kakaknya 
" Selamat Ulang Tahun adikku" Ucap kak risti 
" Ulang tahun? emang aku ulang tahun ya kak?"
" Lihat kalander dong" 
"Iya kak aku ulang tahun, aku sampai lupa" sambil melihat kalender
" Adik, meskipun kakak jarang pulang, tapi kakak ngak pernah lupa sama kamu, Bunda, dan Ayah" Ucap kak putra. 
" Iya adik, kakak juga" saut kak Nanda. 
" Terimakasih kak" sambil tersenyum melihat ketiga kakaknya 


TAMAT

Karya


Catur Surya Waskitowati



Cerpen Gokil : Ketukan itu...?

Ada 3 sahabat, mereka tinggal bersama disuatu asrama... pada saat itu adalah kegiatan baru yaitu ospek dikampus mereka. mereka dari dulu bersahabat mulai dari SMA, namanya adalah : Bobby,Tony,dan Putra.
Bobby adalah pengemar film horor dia mengoleksi banyak sekali film horor, mungkin ada 10 lebih dan tak terhingga.
" Bob, cerita film horor, yang baru lo lihat dong?" Ucap Tony
" Kalau cerita panjang banget lah... Kapan-kapan aja ya, aku lagi ngerjain tugas ospek nih" Jawab Bobby
" Gak biasanya lo ngak mau cerita biasanya cerita terus, lo takut ya sekarang sama film horor?"
" Gue takut?. Sorry deh gue gak takut . lo gak lihat tugas ospek gue sebanyak ini?" (dengan muka masam)
" Ahh elu, alasan aja..."

Tony pun bergegas kembali kekamarnya. Tiba-tiba Putra kekamarnya tony.
" Ton..." (sambil menepuk bahu Tony)
" Apa?"
" Lu masih inget gak , dulu pas SMA kita dikerjain abis-abisan sama Bobby, kita ditakut-takutin sama dia, gue akui gue gak begitu suka film horor.. gue emang takut sama ceritanya yang super duper mengerikan".
" Terus?"
" Terus ya dia itu gak berhenti-hentinya cerita horor sama gue, udah gue bilang takut masih aja cerita, kuping gue panas banget dengerin ceritanya, by the way ya, Bobby gak takut sama film horor"
" Terus?" (dengan wajah yang cuek)
" Gue pingin negerjain dia, dia gak takut sama film horor, tapi kalau horornya asli, pasti dia takut" (dengan tersenyum)
" Lo seriusan mau ngerjain dia?"
" Ya seriuslah, Gue itu cuma pingin dia rasain apa yang kita rasain pas SMA, gue tau dia ngak takut, tapi kalau memang ucapan dia bukan hanya ood (omong-omong doang) harusnya ya dia ngak takut pas kita kerjain, kebetulan juga kita kan 1 asrama ma dia, ngak ada salahnya juga nguji dia, haha" (dengan tertawa)
" Gue sih dukung-dukung aja, gue ngikut aja".

Bobby yang sedang mengerjakan tugas ospeknya tampak sibuk, sedangkan Tony dan Putra mempersiapkan apa yang harus dipersiapkan.
" Tok...Tok..Tok" Bunyi ketukan pintu yang membuat kuping Bobby panas.
" Masuk aja, sapose?. Tony apa Putra?" (dengan bahasa alaynya)
Suara ketukan  itu berbunyi lagi ... Bobby pun membuka pintu karena ia penasaran dengan suara itu
" Gak ada siapa-siapa, kok horor gini asramanya?." (dia berbicara sendiri, dan memulai menutup pintunya)
Bobby pun sms Tony dan Putra.
Bobby : Ehh Lu tadi kekamar gue gak?
Tony   : Ngak lah orang gue ngerjain ospek. ngapain juga kekamar lu?
Bobby : Yaudah deh.

Bobby : Lu kekamar gue gak?
Putra: Gaklah, gue lagi sibuk buat ospek. knapa lu?
Bobby : kagak ngapa-ngapa kok.

Putra dan Tony pun merasa senang atas kerjaannya. Lalu tony dan putra memulai aksinya lagi dengan mengetuk pintu Bobby, saat itu Bobby mau tidur dan mendengar suara ketukan lagi
" Apalah ini. Ngetuk pintu saja..." (dalam hati dia berucap)

Lalu Bobby pun keluar, tapi dia tidak masuk kamar lagi melainkan kekamarnya Putra
"Putraa?"
" Apa?"
" Lu lagi ngapain?. Gue tidur sini ya?"
" Kenapa lu?. kamar lu kebanjiran?" (dengan tertawa)
" Udahlah Gue tidur sini aja"
" Yaudah tapi lu tidur dibawah"
" sadis lu"
" lu udah gue kasih tempat juga"
" Iyaa deh"

Lalu putra sms Tony untuk tetap melanjutkan misinya.
Putra : Ton... ketuk pintu kamar gue... Bobby tidur dikamar gue
Tony : Wokkeh

Lalu suara ketukan itu muncul dikamar putra. Bobby pun merasa ketakutan
" Lu denger suara ketukan?"
" ketukan apa?"
" Pintu lahh"
" Ngak, kenapa sih lo kok jadi ketakutan gitu, gue aja gak denger sama sekali"
" Siapa yang takut?. Ehh gini-gini aku pencinta film horor"
" Hmm "

Lalu ketukan itu semakin keras pukul 12 malam. dan akhirnya bobby mengaikui ketakutannya pada putra. hingga akhirnya Tony ketauan oleh bobby.
" Ehh elu tony"
" Haha, sorry bro"
" maksut elu apa sih? ngerjain gue?"
" lu takut kan, akui aja. makanya jangan sok lu"
" ya aku akui, aku takut tapi dikit"
Putra pun menyaut
" Dikit apanya? lu aja sampai pindah ke kamar gue" (dengan menahan tawa)
" Maksutnya apa lu ngerjain gue kayak gini"
" Gue cuma pingin lu ngerasain apa yang gue dan Tony rasain saat SMA. lu ngerjain gue lebih dari ini"
" Ohh ya gue minta maaf bro. Gue emang terlalu sok jadi orang. maaf bro"
" Siapp bro, ngak apa-apa" (serempak tony dan putra)
" gue juga minta maaf, gue yang ngatur strategi ini" ucap putra
" ngak apa-apa sekarang gue sadar kok. makasih bro" (ucap bobby kepada putra)



Karya:


Catur Surya Waskitowati







My Eyes

Tha adalah anak dari orang yang sangat kaya, dia berparas cantik,tinggi,dan cerdas disekolahnya, dia sekarang duduk dibangku kelas 2 SMA. Tha adalah anak yang baik meskipun dia anak orang kaya, dia tidak pernah sombong dia mempunyai jiwa sosial yang sangat tinggi. Hingga pada pagi hari dia berangkat sekolah dan berpamitan kepada ibunya

" Ibu tha berangkat ya?, " (mencium tangan ibunya)
" Tha gak makan dulu, Nak?"
" tidak bu, nanti disekolah aja, Assalamualaikum"
" Waalaikumsalam "

Tha sudah sampai disekolah dan dia meletakan tasnya dan Jia adalah teman sebangkunya dia berparas manis,pendek,dan cerewet .
" Thaaa???"
" iyaa Ji, kenapa?"
"ada berita nihh, kamu mau dengar ngak?"
" Apa Ji ?"
"Nanti katanya ada murid baru lho, dia katanya sih pintar banget, tapi sayangnyaaa..." (dengan wajah yang misterius)
" sayangnya apa? "
" Dia tuna netra "
" Haa? emang iya ya, aku jadi gak sabar pengen ketemu orangnya kayak gimana " ( dengan wajah yang ceria)
" Kenapa? kamu mau nge-Bully dia?"
" Ehh (dengan mencubit pipi Jia), kamu tu ya pikirannya negatif terus, ngak gitu, aku kan bisa belajar banyak sama dia"
" Ohh iya ya Tha kan jiwa cocialnya tinggi " (dengan bahasa alaynya)
" Sosial Jia, bukan cocial, pagi-pagi udah ngalay" (dengan tersenyum)

Guru sudah masuk kelas, pelajaran kali ini adalah IPA
" Pagi anak-anak"
" pagi buu... " (Semua murid)
" Hari ini kita kedatangan anak baru , silahkan masuk Dis, perkenalkan nama kamu kepada teman-teman "
" selamat pagi teman-teman, nama saya gladis kalian tinggal memanggil saya Dis, saya berasal dari kampung, saya bersekolah disini karena saya mendapat biayasiswa"
" Iya, sekarang kamu duduk dibangku sebelahnya Tha, Jia kamu bisa duduk dibangku natlie"
"Lha buu... saya kok dipindah" (saut Jia)
" ayoo Jia, silahkan sama natlie" (saut guru)
" Baiklah sekarang buka buku paket kalian halaman 11"
" Baikk buu...." (saut semua murid)

kringg!!...Kringg!! bell pulang sekolah pun berbunyi..
" Dis, kamu mau bareng aku ngak? " (ucap Tha)
" Ngak usah kok " (dengan tersenyum)
" rumahmu dimana, Dis?"
"aku disini sama tanteku, orang tua di kampung, rumahnya juga dekat dari sini"
" ngak ah, aku antar pulang ya?, kasian kamu "
" Kamu gak kerepotan?"
" ya enggaklah,"

Suatu hari Tha kerumah gladis, Tha ingin mengenal Gladis lebih dalam dan ingin belajar kelompok
" Assalamualaikum "
" Waalaikumsalam, Tha, kamu kesini ada apa? (dengan ramah)
" pengen kerja kelompok aja sama kamu, kamu kan pintar banget makanya aku pingin belajar sama kamu, kamu gak sibuk kan?"
" Ngak kok, oh ya boleh"

Mereka belajar bersama disamping itu mereka bercerita tentang kehidupan mereka. mereka menukar pengalaman masing-masing.
" Dis, maaf aku mau tanya kamu tuna netra udah dari kapan?"
" udah dari aku kecil Tha "
" Ouwh gitu ya?, aku kebetulan juga buat belajar khusus buat anak-anak tuna netra"
" Wah, kamu hebat ya?"
"iya, aku pingin kamu dijadikan contoh buat adek-adek yang ada di taman belajar tuna netra, bahwa tuna netra itu juga bisa pintar kayak kamu"
" Amin, iya aku mau kok, kapan?"
" Gimana kalau besok, kan besok libur?"
" Okee ".

Tha dan Gladis tiba ditempat taman belajar tuna netra. Gladis berbagi pengalaman disana. Jia pun mengajari anak-anak tuna netra dengan senang hati, mereka sama-sama bahagia. tapi tiba-tiba Tha merasa kesakitan
 " Tha kamu kenapa? " Ucap jia
" Gak apa-apa kok, cuma pusing dikit aja, kamu lanjutin ya ngajarnya sama Gladis, aku mau kebelakang sebentar "
" Iya Tha" Ucap Jia

Tha mengusap hidungnya yang ada darahnya, Tha merasa sedih, ada apa dengan dirinya.

Keesokan harinya saat berangkat sekolah, Tha tidak berangkat padahal Tha adalah anak yang sangat rajin, Gladis dan Jia mencoba menjenguk kerumah Tha.
" Dis, Tha ga berangkat kenapa ya?"
" Dia kayaknya sakit, kita jenguk yuk Jia"
" Yukk "

Tiba dirumah Tha. Jia dan Gladis merasa kebingungan karena rumahnya sangat sepi
" Asslamualaikum " Ucap Jia
" Waalaikumsalam, ada apa jia?" Ucap pembantunya (Bik Minah)
" Bik, Tha nya sakit ya? sakit apa?, soalnya dia udah beberapa hari ngak berangkat."

Bik minah kebingungan menjawabnya, karena Tha menyuruh merahasiakan penyakitnya
" Nona Tha. sakit biasa kok, cuma demam saja"
" Demam?, dirumah sakit sekarang, Bik?"
" Tidak, tidak dirumah sakit, dia memang sedang kedokter sekarang"
" Oh iya bik, makasih atas infonya"

Suatu hari Gladis curiga karena sudah sekitar 1 bulan Tha tidak berangkat sekolah. Gladis bercerita pada Jia.
"Ji, kamu gak ngerasa aneh apa?"
" aku merasa aneh dengan Tha. Sepertinya dia bukan sakit biasa, tapi setiap temen-temen tanya sama guru, guru tidak mau menjawab"
"Kita cari tau aja sendiri"
"Kita kerumahnya Tha lagi aja"

Jia dan Gladis pergi kerumahnya tha, dan mereka bertemu ibunya tha.
" Assalamualaikum, bu" (serempak jia dan gladis)
"Waalaikumsalam, jia dan gladi"
" Bu, Tha nya ada?, bu Tha kenapa ya? belakangan ini jarang masuk sekolah. terakhir pas saya sama Gladis ngajar di taman tuna netra dia ngeluh pusing gitu?, maaf kalau boleh tau kenapa bu?"
" Mari ikut ibu, ibu akan tunjukan kepada kalian"

Jia dan Gladis ditujukan kerumah sakit, perasaan mereka pun merasa sangat penasaran. Hingga mereka melihat Tha berbaring lemas di ICU, mereka merasa sedih saat itu. Mereka menangis kehilangan teman sebaik Tha. Ibu Tha bercerita tentang apa yang dialami Tha selama ini.
"Jadi begini, Tha punya penyakit kanker darah, mungkin kalian tidak tau tentang ini, Tha memang menyembunyikan semua dari kalian. Dan tha memberi surat kepada kalian berdua ini surat dari tha buat jia dan buat Gladis, kalian bisa membacanya"

Tiba-tiba dokter menemui ibunya Tha. Kabar buruk pun melanda...
" Maaf bu, Tha tidak bisa diselamatkan"
Ibu pun menangis dipelukan Jia dan Gladis. Jia dan Gladis pun merasa sedih kehilangan sahabat yang mereka cintai.
" Ibu sabar ya, semoga Tha diterima dihadapan Allah" Ucap Gladis
" Iya Gladis ... Terimakasih"
 " Iya ibu yang sabar, " Ucap Jia.
" Gladis kamu ikut ibu dulu ya, ada yang mau ibu katakan pada kamu"
" Oh iya bu, Jia pulang dulu ya?. nanti Jia kesini lagi"
" Baiklah Jia, kamu hati-hati" 

Mereka berbicara disebuah taman, dengan sangat serius.
" Gladis, Tha kemarin berbicara pada ibu, dia kalau sudah meninggal ingin memberikan matanya kepadamu, yaitu sahabat yang sangat baik kepada Tha. Tha ingin kamu melanjutkan taman tuna netranya. sebenarnya ibu tidak sanggup mengatakan ini dan ibu sempat marah pada Tha. tapi ini permintaaan terakhir Tha" Dengan menangis.

" tapi bu... " (dengan bicaranya yang terpotong)
" Tidak apa-apa Gladis, Kamu adalah anak yang baik, ibu sangat kagum dengan kamu, begitu pun dengan Tha"
" Bu, apa ibu tidak keberatan?"
" Tidak apa-apa gladis, mungkin dengan itu ibu dapat mengurangi rasa rindu ibu kepada Tha."
" terimakasih bu, saya akan merawat pemberian Tha, dan saya akan melanjutkan taman tuna netranya"
"terimakasih Nak"

Saat itu pun Gladis dioperasi matanya. Sungguh pengorbanan yang besar untuk Tha. Dan operasi itupun berhasil. Jia juga senang melihat Gladis sekarang bisa melihat. Dan pada hari itu juga Tha dimakamkan... Gladis,Jia,dan keluarga Tha ke pemakaman. Mereka menangis atas kehilangan Tha.

" Bu, saya ingin sekali melihat wajahnya Tha, karena dari awal saya tidak bisa melihat wajahnya"
" Ini fotonya Tha "
" Tha cantik sekali bu, jadi ini sahabatku..." Sambil menangis mengusap air matanya.
" Jaga dan rawat baik-baik mata ini yang diberikan oleh Tha, ini tanda bahwa dia sangat menyayangimu Gladis, ibu harap kalian bisa meneruskan taman tuna netra dengan baik"
" Iya ibu" Serempak Jia dan Gladis

Jia dan Gladis pun berbicara didekat taman, mereka saling membuka surat yang diberikan oleh Tha. Surat itu sangat sederhana dengan tulisan:

" Jia dan Gladis terimakasih atas perhatian kalian,maaf kalau aku menyembunyikan penyakitku, aku tak ingin membuat kalian sedih atau kecewa padaku. terimakasih kalian mau menjadi sahabatku, tak ada yang menggantikan kalian, kejahilan kalian, tawa dan sedih akan aku ingat. Untuk Jia tetaplah menjadi yang terbaik, jangan pernah nyerah. dan untuk Gladis aku memberikan mataku untukmu, semoga kamu dapat merawatnya dengan baik, dengan ini aku menyayangi kamu Gladis, mungkin kamu baru menjadi sahabatku, tapi kamulah yang membuatku semangat akan arti hidup, terus bimbing anak-anak tuna netra, buat dia semangat belajar, Terimakasih buat kalian..."


Your Best Friend 


Tha





Karya: 

CATUR SURYA WASKITOWATI